Wednesday 24 December 2014

WANITA DAN KEHIDUPAN BARUNYA

WANITA DAN KEHIDUPAN BARUNYA


Seorang wanita yang Hobby dengan Karya Sastra. Dia ingin menjadi seorang best seller. Namun dia malu memperlihatkan tulisan ataupun karyanya kepada public. Wanita ini bisa di bilang wanita yang pemalu dan cukup tertutup kepada siapapun. Semenjak 8 tahun di tinggal oleh orangtuanya karena kesibukan kerja di kota perantauan. Walaupun 1 tahun sekali mereka datang dengan 2-3 hari menginap belum menutupi rasa rindu wanita ini. Wanita ini tinggal bersama neneknya dan jarang mendapat kasih sayang langsung dari orangtuanya. Dia hanya tahu mereka kerja dan memberi uang untuk pendidikannya.
Wanita ini menjalani hidupnya dengan kerja keras, dan mandiri, saat dia tinggal bersama orantuanya dulu dia termasuk anak yang manja. Namun keadaan ekonomi yang membawanya harus tinggal bersama neneknya di desa. Dulu sekolahnya hanya sampingan dengan kontrakannya tapi setelah dia pindah ke desa itu, 3 kilometer perjalanan yang harus di tempuh dengan berjalan kaki untuk sampai di sekolahnya, Tapi tak mengurungkan niatnya untuk giat belajar sehingga dia selalu mendapat peringkat 1 dan 2 di sekolahnya. Hanya dia selalu berpikir Apa yang harus di lakukannya ? Dia terlahir dari keluarga yang miskin. Kadang-kadang Imanya selalu goyah akan Kuasa Tuhannya. Kadang dia juga  berpikir mengapa dia yang harus menjalani kehidupan buruk seperti ini. Dia berpikir dan terus berpikir selama 8 tahun itu.
Akhirnya 8 tahun dengan 3 kilometer perjalanan kaki dapat dia lalui. Wanita itu lulus dengan nilai yang memuaskan. Diapun berkeinginan untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, namun dia mengurungkan niatnya melihat kondisi ekonomi keluarganya yang tak tahu kapan makan sayur dan kapan hanya nasi saja. Kemauan untuk melanjutkan pendidikan selalu menghantuinya, diapun memberanikan diri memberi tahu kedua orangtuanya. Dia sangat terkejut dengan jawaban orantuanya yang juga ingin agar dia melanjutkan pendidikanya. Wanita ini sangatlah senang.
Tiba waktunya untuk kembali bersama orangtuanya karena dia akan melanjutkan pendidikanya di kota perantauan. Ada rasa senang bercampur sedih karena harus meninggalkan nenek yang menemaninya selama 8 tahun, namun demi pendidikannya dia berjanji akan pulang dengan kekayaan dan membahagiakan neneknya. Dia juga mengucapkan selamat tinggal kepada udara, tumbuhan, jalanan dan semua yang menemaninya di desa itu selama beberapa tahun.
Sudah 2 hari semenjak kedatangannya ke kota perantauan itu……
Dia akan menjalani tes di beberapa pergurun tinggi. Dia sudah menyiapkan segalanya, sayang dia gagal. Universitas favoritnya tak menerimanya, dia sangat kecewa, putus asa dan marah pada dirinya. Kemudian timbullah perasaan aneh dalam dirinya, Dia merasa sangat jauh dari Tuhan, merasa telah meninggalkan Tuhan. Wanita ini menangis dan berlutut meminta ampun karena telah jauh dari Tuhan.
1 minggu berlalu, tak ada kerjaan ataupun pendidikan, tapi dia tahu Tuhan Besertanya. Tak beberapa hari salah satu teman orantuanya memberi tahu bahwa masih ada PTS yang membuka pendaftaran. Dia pun mencoba untuk mendaftar dan ternyata lulus dengan nilai yang cukup tinggi.
Akhirnya Tuhan melihat Hidupnya. Wanita ini tahu bahwa Tuhan bersama dia dan orangtuanya. Kehidupan baru di kota perantauan pun di mulai, kuliah perdana membuat dia sedikit gugup. Namun 2 bulan pun berlalu, wanita ini melewati kehidupannya dengan berjalan bersama Tuhan. Dengan sedikit kerja sampingan dan beasiswa ekonomi dia membantu orangtuanya.
Tak terasa memasuki bulan natal, dia sangat bersyukur atas kenikmatan hidup dari Tuhan. Semuanya merayakan natal dan baginya ini adalah natal pertamanya di kehidupan baru, di masa kedewasaannya karena keluarga kecilnya berkumpul dalam naungan Natal yang Kudus.
“Terima Kasih Tuhan Atas Keluarga Dan Hidup Ini”, itulah doa ucapan Syukurnya.




Cerita mini ini adalah sebuah kenyataan dari seorang wanita yang sedih menjalani hidupnya karena kondisi ekonomi orangtuanya, namun dia sadar bahwa Tuhan selalu menyanyangi dia dan orangtuanya. Saya Marnisa Reski septi Mahasiswi PTS Makassar. J

No comments:

Post a Comment