Friday 28 September 2012

MY FIRST NOVEL


Akankah Dia untukku ?
Part 1
Di pojok kanan lantai dua rumah itu, ada kamar yang very beautiful. Siapa lagi kalau bukan kamar Leeceen, putri tunggal Keluarga Syiong yang berdarah Korea-Indonesia itu. Dady Korea dan Mamy Indonesia, tapi sayang dady tak pernah membawanya ke Korea.
Dari luar dinding kamar dan pintu motif yang digunakan Lee adalah karangan bunga campur boneka yang berhiaskan warna pink dan itu sama persis dengan bagian dalam kamarnya.
Leeceen tampak sangat gembira because hari yang dia tunggu-tunggu telah tiba, Setelah dia melewati masa suntuknya dirumah.
“Horeeee……., akhirnya besok masuk sekolah lagi.” Sambil melompat-lompat ditempat tidur dan BRUAKKKKK…………. , Leeceen terjatuh dari ketinggian satu setengah meter dari atas tempat tidurnya.
“Ahkkk…., aduh….. bokongku sakit sekali.” Mendesah kesakitan.
Sudah dua bulan ini, dady and mami Leeceen tidak ada di rumah, mereka di Korea karena suatu bisnis tuturnya pada Leeceen saat orang tuanya masih  ada di rumah. Leeceen ditingal sendiri, tidak ada pembantu, satpam atau penjaga. Jadi, Leeceen ditugaskan untuk hidup mandiri kecuali kebutuhannya. Orang tuanya terkenal kaya raya punya perusahaaan sana sini, sehingga apapun yang di minta Leeceen akan terpenuhi walaupun bukan secara langsung tapi berkomunikasi  menggunakan alat elektronika tembus jauh (maksudnya handpone). Leeceen jarang meminta kebutuhan yang lain dia hanya minta kebutuhan untuk sekolahnya dan kebutuhan di rumah. Tak biasa Leeceen berpikir kurang mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya.
“Coba saja dady and mami di sini.” Tuturnya dalam hati, sampai-sampai sepasang matanya mulai berkabut.
Dalam hati iya bergumam,
“Andai saja ada yang selalu bersamaku, menemaniku dalam sedih maupun senang. Sungguh nasibku malang sekali.”
Dengan sedikit tetesan air mata, lee tidak langsung bersedih. Lee tersadar, dia tidak boleh cengeng nanti pipih halusnya tembem di penuhi air sehingga merah pipih yang di pakainya luntur. Merah pipih yang di belikan maminya di paris dengan harga cukup mahal. Sebut saja maminya kan seorang pebisnis jadi harus tampil rapi dan cantik, (langsung saja pribahasa ini “Buah Jatuh Tak Jauh Dari Pohonnya”) anaknya pasti ikutan juga.
Tak beberapa menit memperbaiki riasannya, drum berisi berbunyi (istilah untuk handpone Samsungnya yang berkondom drum besar).
“Siapa ya ?” teriaknya pada drum berisi itu.
Pada layar kaca handponenya tertulis  MAMY BEAUTIFUL calling….
“wowww…..mamy.” Lee tersentak riang. Kemudian menekan answer sebagai jawaban atas telpon maminya.
“Hello mam, how are you ?” sorak suara girang Lee dengan sedikit inggrisnya, tapi di jawab biasa oleh maminya.
“Baik, mamy and dady akan lama di Korea……
Sebentar, Lee diam dan terdengar lagi suara
“Sudah dulu, mamy sibuk.”  Suara Maminya lenyap bagaikan terbawah angin tornado. Langsung saja hujan deras turun dari sepasang kelopak matanya sambil duduk kakinya dilipat kedepan. Dan sesaat berkata,
“Kenapa mamy hanya bilang begitu , kenapa tidak tanya keadaanku. Apa salahku ?” desisnya dalam posisi duduknya.
“Apakah karena kejadian itu ?” kejadian lima belas tahun yang lalu, Lee dan saudara laki-lakinya Coy.
“Seandainya Coy masih hidup, dady and mamy tidak mungkin seperti ini. Kenapa Coy ?” dengan teriakan perlahan pelan. Coy meninggal akibat kanker darah. Kedua orang tuanya sangat terpukul atas kepergian putra yang mereka inginkan sebelum Lee dilahirkan. Setelah penguburan Coy, orang tua Lee mulai jarang di rumah melainkan pergi berbisnis di luar negeri. Lee hanya bisa menerima nasibnya yang harus ditinggal pergi oleh dady and mamynya. Sebentar saja Lee berpikir tiba-tiba Terdengar suara tak aneh dari teras bawah rumahnya , aksi kucing-kucing yang memperebutkan tulang ikan bekas. Meonkkk… meonkkkk…. , yang langsung memecah keheningan kamar itu.
“Aku tidak boleh seperti ini, aku harus Be happy besokkan sekolah.”
Lee ke kamar mandi mencuci mukanya dari bekas aliran air matanya tadi dan kembali ke kamar, duduk kemudian tangan melipat di dada mengucap syukur pada-Nya serta mendoakan kedua orangtuanya.
“Istirahat Lee, besok harus Happy di school.”

∞∞∞∞∞

Pagi itu, di kamar Leeceen terdengar suara yang sangat menggelegar kupingnya, sehingga Lee terbangun cukup kaget. Di tengok bunyi suara itu dan secepat kilat Lee bangun dan berlari masuk ke kamar mandi, nyaris saja Lee sempat tersanduk bonekanya.
“waduhhh….. sudah jam 06.00 ,ahhhhh…. Aku harus cepat.”
Tak selang beberapa menit, Leeceen bergegas sarapan dengan roti bercampur selay nanas kesukaannya. Setelah semuanya selesai, barulah Leeceen berangkat dengan sepeda motornya yang bermerek MIO warna hijau itu.
Saat akan masuk ke dalam kelas, terdengar suara memanggilnya
“heii Lee…”
Lee membalikkan tubuhnya mencari suara yang memanggilnya.Ternyata suara itu adalah cytizen teman akrabnya dari Smp sampai sekarang.
“heiii juga cy…” Jawabnya dengan sangat senang karena bertemu teman akrabnya itu.
“Hmmmm…. But, kenapa terlambat datang? Biasanyakan kamu sudah ngegosip sama anak-anak.” Tanyanya pada Cy. Langsung saja dijawab sama Cy dengan senyunnya
“ohhhh.. aku datang terlambat karena tadi subuh aku baru sampai di rumah. Aku pergi liburan dengan keluargaku.So, aku terlambat bangun. Kalau……” baru saja Cy ingin melanjutkan kalimatnya tapi dia tahu kalau orang tua Lee ada di Korea jadi dia ganti dengan pembicaraan yang lain. Dia tidak mau Lee sakit hati karena tahu keluarganya itu sangat bahagia tidak seperti Lee.
“Kalau nanti istirahat aku traktir ya.” Dengan perasaan lega.
“heheheh, kamu ya cy mau bilang begitu kelamaan, coba dari tadi ?” Sambil tersenyum ceria. Tanpa keraguan sedikit pun pada Cy.
Keduanya tertawa gembira. Mereka asik bercerita hingga bel berbunyi.
“ting..ting….ting….ting….” pertanda jam pertama pelajaran akan di mulai. Tidak boleh ada satu pun siswa berkeliaran pada saat bel pertama itu berbunyi.
Para guru telah berada di dalam kelas masing-masing, untuk mentransferkan ilmunya pada anak-anak yang akan meneruskan bangsa ini. Tetapi tak satupun batang hidung guru di dalam kelas XII-1 itu.
“kok,  guru bahasa inggris belum datang ya?” tanya lee pada Cy.Cy menggelengkan kepala dan berkata
“ndak tahu Lee.” Seraya ikut bertanya-tanya dalam hatinya.
Tiba-tiba terdengar suara lembut dari depan pintu
“maaf anak-anak, ibu datang terlambat. Tadi ibu di panggil ke ruang kepala sekolah.”
Semua merasa lega karena melihat guru cantik dengan tinggi kurang lebih 163 cm saat memakai hysilnya yang  7 cm itu datang.
“ayo masuk, jangan malu-malu.” Kata guru itu kepada seseorang yang berada di luar pintu.
Anak-anak menjadi kaget dan berbisik sana-sini. Tetapi tidak pada Lee dan Cy mereka sudah berpikir sejak tadi pasti ada anak baru lagi karena jika guru masuk terlambat dan alasannya di panggil ke ruang kepala sekolah itu pasti karena ada anak baru. Memang tradisi sekolah mereka yang rajin untuk menerima anak baru.
“beberapa hari ini kita kemasukan empat anak baru, eh…. Ada lagi. Semoga saja ini yang terakhir.”kata Lee pada Cy dengan muka sedikit kesal. Cy hanya menjawab dengan anggukan kepala pertanda dia setuju pada perkataan Lee.
Saat anak itu masuk ke dalam kelas, semua siswa berteriak
“waaaauuuu…………..”
“lee lihat deh anak baru itu, ganteng banget. Aku jadi mau pingsan liatnya.” Cy jatuh diatas bahu Lee, Lee menjadi kesal di buatnya.
“apanya yang ganteng baru segitu saja sudah dibilang ganteng.” Sambil mencoret-coret catatannya.
“perkenalkan dirimu.” Kata guru kepada anak baru itu. Anak itu menundukkan kepala memberi salam. Itu cara orang korea menghormati orang lain.
“nama saya Chen Lee, saya dari korea tapi sudah satu tahun disini untuk kursus bahasa indonesia dan sekarang melanjutkan sekolah saya disini.” Dengan senyum manisnya sehingga cewek-cewek dalam kelas itu berteriak histeris.
“sudah semua. Chen kamu duduk disana sebelah Albert.”
“baik Bu.”
Bangku Chen sampingan dengan Rey bangku Lee, sehingga Lee merasa tidak tenang.
“ya ampun kok dia sampingan dengan bangkuku. Dasar cowok sok ganteng” berbicara dalam hatinya.
Pelajaran pertama telah selesai, Sekarang waktunya untuk istirahat. Tapi tidak untuk cewek-cewek XIII-1 ini. Mereka menyerbu Chen dan terus menanyainya dengan seribu pertanyaan.
“Chen sudah punya pacar?” Chen hanya menggelengkan kepalanya sebagai respon atas pertanyaan cewek tadi. Cewek-cewek tadi senangnya minta ampun. Lee yang duduk dibangku dengan komik Conannya melirik cuekmelihat salting mereka atas gelengan kepala Chen.
“oh iya, alamat rumahmu dimana?”
“jl. Penarikan no.1” dengan muka menghadap ke mereka disertai senyum dasyatnya itu. Cewek-cewek semakin berteriak histeris, sehingga Lee merasa kesal dan sangat terganggu dengan teriakan itu.
“heii…. Gak ada yang bisa kalian buat, selain menanyai anak baru itu ?” dengan muka kesalnya.
Cewek-cewek manjadi marah dan bubar satu-persatu, akibatnya tinggal Lee dan Chen di dalam kelas.
“kau hebat juga ya.” Dengan muka terkagum-kagum pada Lee.
“biasa saja. Kalau tidak digituin bagaimana mereka mau diam. kau berhutang budi sama aku, coba bukan aku yang menyuruh mereka bubar pasti kau sudah pingsan mendengar teriakan histeris mereka.” Jawabnya dengan muka cuek.
“iya , makasih yha. Oh iya nama kamu siapa ?” tanyanya dengan lembut pada Lee.
“Leeceen, panggil saja Lee.” Jawabnya dengan muka tenang sambil terus membaca komiknya.
Kemudian Chen bertanya lagi
“nama kita hampir mirip ya….” Baru saja Lee ingin bilang mirip dari hongkong tapi Chen langsung meneruskan pembicaraannya.
“kamu orang Korea?”
“hmmmm… Aku memang berdarah korea tapi aku belum pernah ke Korea sebelumnya. Karena….” Dengan muka mulai sedih.
Chen merasa tidak enak dan berkata
“tidak usah diteruskan.”
Kelas kembali hening untuk sementara.
Kemudian terdengarlah bel tanda pelajaran akan berlanjut. Siswa masuk kembali ke kelas setelah mengenyangkan perut mereka di kantin. Kalau untuk jam istirahat, perpustakaan kosong tetapi kantin penuh. Siswa diandaikan sebagai serdadu jepang yang siap untuk menyerbu. Begitulah siswa di sekolah ini.
Tidak terasa jam pelajaran selesai. Semua sisiwa mengemasi barang-barangnya dan bergegas pulang.
“Lee, kita makan siang di rumahku ya. Ayolah akukan tadi bilang mau traktir kamu. Mau ya…..” dengan sedikit tampang memaksa.
Lee tidak mungkin menolak ajakan sahabatnya itu, karena Lee tidak ingin sahabatnya nanti kecewa jika Lee tidak ikut keruahnya.
“iya aku mau tapi naik motorku.” Dengan senyum merayu.
“iya iya.” Kening Cy menjadi berkerut untuk sementara.
“hmm… satu lagi, kamu yang nyetir. Tidak ada kata tidak.”sambil tertawa.
Cy tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain menjalankan perintah sahabatnya.
“ih… Lee, ya sudah tidak apa-apa deh. Tiga kali dalam setahun.”
Cy tergolong cewek manja , dia tidak mau semua organ tubuhnya ada yang lecet apalagi terkena sinar matahari. Cy tidak mau kulit putihnya menjadi panci gosong kayak orang papua dan kulit halusnya menjadi kasar seperti kulit orang yang bekerja di sawah.
“eh….. liat Lee. Chen dijemput.” Memanggil Lee.
“biarin diakan orang yang mirip kayak kamu. Maunya diantar jemput terus.” Dengan agak menyindir Cy.
“ya, sudah kita berangkat aja. Let’s go to my home.”
Setibanya dirumah Cy, mereka dihidangkan makanan yang super lezat. Mereka berdua makan sampai kenyang. Lee yang tidak bisa bergerak akibat kekenyangan membaringkan tubuhnya sebentar di tempat tidur Cy. Cy pun begitu.
Tak disangka waktu berjalan sangat cepat. Lee segera berkemas untuk pulang kerumahnya.
“terima kasih tante untuk makananya.”
“iya nak. Kalau ada waktu, sering-seringlah kemari.” Jawab mama cy dengan mengelus rambut Lee. Lee merasa kelurga Cy sangat bahagia tidak seperti dirinya. Tapi dia tidak terlarut dalam kesedihannya itu.
“Cy sampai jumpa besok ya di sekolah, Bye.”
“bye bye bye.” melambaik
an tangannya pada Lee.
Lee pulang agak sore. Dia merasa masih sangat kenyang dan melanjutkan kembali tidurnya.

To be continue ………….

No comments:

Post a Comment